Sebenarnya di wilayah Madiun banyak terdapat
peninggalan sejarah yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan Nusantara pada masa
lalu. Salah satunya berupa beberapa situs di Desa Ngrawan, Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun. Sayang, rekam jejak kebesaran Nusantara di situ hilang
lantaran dijual orang-orang tak bertanggung jawab.
Menurut penutusan Mbah Mujarot, warga Desa
Ngrawan sekaligus mantan Jogoboyo Desa Dolopo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten
Madiun, situs-situs yang ada di desanya adalah
peninggalan Kerajaan Ngurawan, atau lebih dikenal dengan kerajaan
Gelang-gelang. “Ada pula yang menyebut kerajaan Gegelang
Mbah Mujarot
juga menjelaskan, mulai dari masa awal berdiri hingga masuknya agama Islam, ada
tiga bagian dalam cerita daerah Ngurawan. Wilayah Ngurawan sangat erat
hubungannya dengan kerajaan Panjalu Kediri. Salah satu indikasinya adalah, nama
daerah di sekitar Ngurawan sanga mirip dengan yang ada di daerah Kerajaan
Panjalu saat itu.
“Cerita daerah
ngurawan ada 3 cerita, mulai dari cerita babad pertama masa Kerajaan Panjalu
Kediri, babad ke dua masa Kerajaan Mataram Kuno, dan babad ketiga pada masa
masuknya agama Islam. Untuk babad pertama, kerajaan Ngurawan erat hubunganya
dengan kerajaan Panjalu Kediri. Hal tersebut berdasarkan nama daerah sekitar
Ngurawan yang hampir sama dengan nama nama daerah di Kediri, seperti doho dan
pamenang,” ujarnya.
Namun, seiring
majunya zaman, semua peninggalan hampir semua hilang tak berbekas. Sebagian
besar dijual warga sekitar kepada pemburu barang antik yang sering datang ke
daerah itu untuk mencari koleksi, harga yang tinggi
“Bahkan situs
tatanan batu pondasi yang merupakan bekas dinding kerajaan serta bangunan
keraton sudah hilang tak berbekas, karena batu-batu tersebut ada yang dijual
ada pula yang dibuat kandang ayam. Ada juga yang terkubur aspal jalan desa.
Yang ada tinggal beberapa arca di gerbang pintu masjid, sebuah pot bertuliskan
tahun saka 1320, saka serta yoni di makam kuno belakang masjid,” terang Mbah
Mujarot.
Perlahan namun
pasti, jejak-jejak Kerajaan Ngurawan makin hilang. Entah untuk ke depannya
apakah masih ada yang mengenalnya, karena kerajaan ini sendiri tidak pernah
tercatat dalam sejarah resmi Indonesia.
INSPIRASI JAYAKATWANG
Menurut kitab Pararaton dan Kidung Panji
Wijayakrama, Jayakatwang yang
telah menyerah lalu ditawan dibenteng pertahanan Mongol di Hujung Galuh. Menurut Pararaton dan Kidung Harsawijaya, ia meninggal di dalam tahanan penjara Hujung Galuh setelah menyelesaikan sebuah karya sastra berjudul Kidung Wukir Polaman.
telah menyerah lalu ditawan dibenteng pertahanan Mongol di Hujung Galuh. Menurut Pararaton dan Kidung Harsawijaya, ia meninggal di dalam tahanan penjara Hujung Galuh setelah menyelesaikan sebuah karya sastra berjudul Kidung Wukir Polaman.
Sri Jayakatwang memberi inspirasi bagi kita
generasi anak turunnya untuk terus berkarya meski dalam kondisi yang sulit..
Maka terus berjuang temen2 HvM KoMa untuk terus
menyelamatkan jejak2 sang inspirator Jayakatwang, the next icon of mbediun
“....samangkana, hana ta tunggul ning satru layulayu katon wetani haniru, bang
lawan putih warnanya....”
(“.....ketika itu, muncul bendera dari musuh berlari lari terlihat di sebelah timur, merah dan putih warnanya.... )
(“.....ketika itu, muncul bendera dari musuh berlari lari terlihat di sebelah timur, merah dan putih warnanya.... )
“…..tinekān de çri jayakatyěng sakeng
glangglang,…..”
(“.…..kedatangan (diserang) Sri Jayakatyeng dari Glang-Glang……”)
(“.…..kedatangan (diserang) Sri Jayakatyeng dari Glang-Glang……”)
Situs purbakala bangunan
candi dan kolam pemandian ditemukan di area situs Ngurawan Kabupaten Madiun
Jawa Timur oleh para pengrajin batu bata. Situs ini diyakini merupakan
peninggalan sejarah antara kerajaan jenggala dan Majapahit(21/05/2013.)
Struktur bangunan kolam
pemandian dan candi terbuat dari batu bata dengan ukuran besar dan tampak masih
cukup kokoh. Dilokasi ini warga juga menemukan batu arca namun sudah rusak
diduga karena termakan usia. Sejumlah warga masih terus membersihkan dan
menggali bangunan candi sehingga cukup menyita perhatian warga yang
menyaksikan.
Temuan ini mengundang
salah satu pemerhati dan juga peneliti cagar budaya di Madiun untuk melakukan
kajian. Penelitian awal menyebutkan bangunan tersebut merupakan kolam pemandian
dan candi tempat peribadatan umat hindu. Situs ini merupakan bagian dari situs
ngurawan dan melengkapi penemuan sebelumnya yakni lingga yoni dan umpak batu.
Menurut legenda
masyarakat daerah ini dan sejumlah bukti fisik berdasarkan corak bentuknya,
mencirikan kebudayaan tiga zaman. Yakni mulai dari zaman kediri atau kerajaan
Jenggala pada abad 10 masehi, zaman kerajaan majapahit pada abad 11 hingga 12
masehi serta zaman masuknya peradaban Islam sekitar abad 14 masehi.
Temuan ini telah
dilaporkan ke pihak Balai Pelestarian Peninggala Purbakala Mojokerto guna
dilakukan penelian lebih lanjut. Sejumlah warga kini menjaga penemuan benda
purbakala ini karena khawatir dicuri para pemburu benda purbakala.
Motif Batu Bata yang ada di Ngrawan
Nice post, Bu Wina. Ini yg saya tunggu dr sahabat Kompas Madya / HvM sekembalinya dr setiap acara Blusuk'an Sejarah rutin yg diadakan organisasi. Semoga ke depan, budaya menulis menjadi habit semua warga Kompas Madya / HvM. Selamat untuk Bu Wina.
BalasHapusTerimakasih Pak Bernadi, hanya berbagi saja dengan semuanya dengan kemasan berbeda, agar lebih banyak yg tahu dan membacanya, banyak yg sy copy paste dari teman lainnya, ditambah dikit disana sini, belajar dan terus belajar bersama sama akan warisan leluhur kita yg membuat bangga......
BalasHapusBagus Mbak, tapi memang perlu kedalaman sejarah, dan kearifannya. Karena ada yang mengatakan bahwa Gajah Mada juga menancapkan bendera merah putih di seluruh wilayah taklukkannya di ASEAN yang sumbernya aku juga gak tahu, dan ada yang mengatakan kalau Jayakatwang adalah raja sumenep (sumbernya juga gak tahu neh)...
BalasHapusapakah dimadiun juga ada manuscript/naskah jawa yang bisa saya teliti.saya mempunyai keinginan membuka sejarah madiun dari naskah(bukti tertulis).jika ada silahkan hubungi 082114522770
BalasHapusapakah dimadiun juga ada manuscript/naskah jawa yang bisa saya teliti.saya mempunyai keinginan membuka sejarah madiun dari naskah(bukti tertulis).jika ada silahkan hubungi 082114522770
BalasHapusSip, tp belakangan ini kitab Pararaton diragukan kebenarannya, ada indikasi kitab itu bikinan Belanda, untuk menghancurkan Nusantara masa itu....
BalasHapusSip, tp belakangan ini kitab Pararaton diragukan kebenarannya, ada indikasi kitab itu bikinan Belanda, untuk menghancurkan Nusantara masa itu....
BalasHapuspernah mimpi tentang kerajaan ngrawan.kayak nyata
BalasHapus