Acara
blusukan Kompas Madya (Historia Van Madiun), tanggal 2 Februari 2014 berhasil
membuktikan sebuah kabar lama tentang keberadaan reruntuhan candi di hutan Desa
Sebayi, Kec. Gemarang Madiun. wow ... Candi ! mungkin agak aneh
kedengarannya. Madiun ada candi? Madiun yang selama ini apatis terhadap
benda-benda purbakala, apakah ada peninggalan kerajaan kuno di Madiun ? tak
banyak orang madiun mengetahui. bahkan ada sebuah kalimat yang membuat telinga
para pegiat sejarah Madiun agak risih. " Madiun nggak ada peninggalan
sejarah kerajaan, kalo Madiun mau buat Museum itu mau diisi apa!" Madiun
itu hanya kabupaten bawahan Jogjakarta, sejarah Madiun itu sedikit sekali yang
patut di banggakan mungkin hanya Retno Djumilah dan Sentot Prawirodirjo yang
layak dibanggakan. lainnya hanyalah sejarah kelam tentang pemberontakan PKI
Muso 1948.
Dengan
penemuan-penemuan purbakala serta terbukanya informasi-informasi tentang
kesejarahan di wilayah Madiun mampu menarik minat, dan semangat para pengamat,
penggiat, dan pecinta sejarah madiun untuk melestarikan cagar budaya di wilayah
Madiun Raya.
Kadang
kami sebagai penggiat kelestarian Cagar Budaya di Madiun merasa kecil
hati, Madiun kok miskin penemuan purbakala ya? ternyata oh ternyata banyak
penemuan purbakala penting di Madiun dan sekitarnya, situs Ngurawan, situs
Mangiran, Petirtan Simbatan di Takeran telah direstorasi BPCB Trowulan, Candi
Wonorejo dan tentunya Candi Sebayi ini mempunyai keunikan tersendiri daripada
di daerah lain, semoga situs-situs Cagar Budaya di Madiun dan sekitarnya segera
mendapat perhatian dari pemerintah, melalui dinas-dinas terkait.
Candi Sebayi
ditemukan dalam keadaan memprihatinkan, berserakan di tengah hutan dan ladang
penduduk. Candi Sebayi ini letaknya di sebuah bukit tengah hutan dekat dengan
aliran sungai, jadi memang posisinya sesuai dengan kebiasaan candi-cndi pada
umumnya, kalau dilihat dari ragam hias yang ditemukan di candi ini,kemungkinan
candi ini dibuat pada masa Majapahit akhir, namun belum ada penelitian lebih
lanjut.
Menurut
kesaksian peladang di sekitar reruntuhan candi, Mbah Mukimin menuturkan, bahwa
dulu saat zaman Belanda candi ini masih berdiri megah walaupun terlihat candi
seolah dalam keadaan belum sempurna, pada saat Agresi militer Belanda tahun
1949 Candi ini sempat menjadi ajang pertempuran dalam penyerangan Belanda ke
Loji-loji Perhutani. Setelah Jatuhnya rezim Suharto dan berganti era reformasi
juga terjadi penjarahan arca-arca oleh orang-orang dari luar Desa Sebayi, karena
masyarakat Sebayi sendiri mempunyai kepercayaan dan kearifan bahwa tempat itu
adalah keramat dan tidak berani membawa benda-benda apapun di sekitar situs
Candi Sebayi. juga ditutur oleh Kepala Desa Sebayi Heru Wiratno dan Mantri
Perhutani Pak Santoso, bahwa disekitar candi ini masih ada beberapa reruntuhan
batu bata kuno, juga di Desa Kaligunting ada reruntuhan Batu bata kuno
masyarakat menyebutnya "mbata sekawit" juga arca golek dari batu yang
dipercaya sebagai asal penamaan Desa Sebayi yang sampai dengan hari ini belum
ditemukan keberadaannya.
Kompas Madya
sebagai satu-satunya organisasi masyarakat penggiat kelestarian cagar budaya di
Madiun Raya, segera menindak lanjuti mensosialisasikan keberadaan Candi sebayi
dan UU Cagar Budaya no.11 tahun 2010, kepada masyarakat Desa Sebayi, Perhutani,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pamong Budaya, Kepolisian, Koramil, tokoh
masyarakat dan Karang Taruna Desa Sebayi Kamis, 13 Februari 2014, di
halaman Candi Sebayi. smoga dengan langkah kecil kami mampu membuka wawasan
baru kepurbakalaan di wilayah Madiun dan sekitarnya. trimakasih. widodogb.
Tipe batu-bata kuno pada Candi Sebayi
model ragam hias di Candi Sebayi
Gambar dan artikel hari :
Kompas Madya (Historia Van Madioen)
dimana itu tepatnya mas...
BalasHapusSebenarnya ada satu lagi Bu Wina, sebuah benda prasejarah yaitu sebuah lumpang( tempat menumbuk padi terbuat dari batu )di daerah saradan. Dan sampai sekarang benda itu ,masih utuh, masyarakat sekitar tidak berani mengambil karena diyakini mereka bahwa benda tersebut adalah benda keramat.
BalasHapusDibangon nehnea
BalasHapus