Sabtu, 25 Oktober 2014

Festival Glang Glang 2014 Madiun



Festival Glang Glang Madiun 14 – 20 Desember 2014

Apa sih Festival Glang Glang

Sebagaimana namanya merupakan Festival Budaya dengan konsep sinergi antara unsur Budaya Masyarakat, Potensi Wisata Alam desa serta Pemberdayaan masyarakat lokal sebagai misi dasar pembentukan acara tersebut. Acara ini digagas oleh Kelompok sadar budaya dan warisan leluhur yaitu KOMPAS MADYA (Komunitas Pecinta Sejarah Madiun Raya) dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan organsasi/ Dinas Terkait Kepariwisataan di Kabupatem Madiun dan sekitarnya.
Festival Glang Glang baru pertama kali ini diselenggarakan. Harapan dari adanya Festival Glang Glang adalah kepedulian masyarakat terhadap warisan budaya leluhur,  kepedulian masyarakat terhadap budaya budaya lokal yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda, padahal budaya kita sangat menarik dan berharga di maca negara.  Festival Glang Glang juga melibatkan anak anak sekolah untuk menyaksikan, berlatih dan melihat secara langsung budaya budaya lokal yang selama ini dipandang sebelah mata oleh generasi muda, sehingga terbukalah hati dan pandangan generasi muda bahwa kita punya budaya yang dibanggakan, kita punya yang bisa ditunjukan dan menjadi kebanggan Bangsa ini.
Pastikan Anda menyaksikan Festival Glang Glang yang akan rutin diadakan tahunan dan  berlangsung selama 3 hari di dusun Ngrawan Dolopo Kabupaten Madiun. Festival Glang Glang  menjadi festival multi event yang diselenggarakan setahun sekali. Festival Glang Glang dilaksanakan di akhir tahun bertempat di dusun Ngrawan Kec. Dolopo Kabupaten Madiun. Kenapa diadakan di daerah yang jauh dari kota? Karena histori dari Kerajaan Glang Glang yang diyakini menjadi kerjaan pertama pengibar panji Bang Putih / merah putih yang saat ini menjadi bendera kebangsaaan Indonesia berasal.
Festival Glang Glang ini semarak dengan berbagai pertunjukan budaya Indonesia, mulai dari lokal karesidenan Madiun, sampai luar kota yang akan menyajikan pagelaran budaya dengan apik dan exotic. Anda akan menyaksikan lebih dari 500 kentongan yang dibunyikan secara masal oleh warga Ngrawan (peraihan rekor MURI) yang akan digunakan sebagai pembukaan dan penutupan Festival Glang Glang.  

Kegiatan yang dapat Anda saksikan di sini yaitu berikut ini. 
Pertunjukan 3 Panggung budaya
3 Panggung yang ada di Festival Glang Glang akan terus menerus selama 3 hari menyajikan berbagai atraksi, pagelaran, pertunjukan budaya, mulai dari reog, barongsai, dongkrek, angklung, ludruk, musik, dll yang akan terjadwal dengan apik selama 3 hari.   Jangan takut anda akan bosan dengan pertunjukan yang ada, karena jarak antara 3 panggung budaya banyak terdapat rumah rumah penduduk yang akan menjadi sanggar sanggar budaya yang menarik. Dan dari 3 panggung budaya akan menyajikan pagelaran yang berbeda.
Sanggar Budaya
Festival Glang Glang akan menyulap rumah rumah penduduk menjadi sanggar sanggar budaya, dimana pengunjung bisa menyaksikan berbagai kerajinan seni mulai dari batik, wayang, lukisan, tari, gamelan, keris dan kerajinan lainnya. Dan satu lagi.....pengunjung dipersilahkan jika berkehendak mencoba langsung, membuat kerajinan seni tersebut dan membawanya pulang sebagai hasil karya pengunjung sendiri. Pemandu kerajinan akan dengan senang hati membantu dan melatih pengunjung yang minat mempelajari budaya yang ada.
Jajanan kuliner 
Nah, ini tepat bagi Anda gemar mencicipi makanan dan jajanan. Ada banyak kuliner lezat Banjar yang sanggup memanjakan lidah Anda mulai dari makanan hingga kue dan minumannya. Anda bisa menikmati berbagai makanan tradisional yang mulai langka saat ini di Festival Glang Glang. Mulai dari gatot, kue cucur, cenil, srabi, getuk, kicak, dan lain lain. Dan yang paling asyik adalah Anda bisa menyantapnya langsung sambil menikmati suasana desa dan ramainya Festival Glang Glang.

Investasi Untuk Alam
Dalam 3 hari Anda dapat mengunjungi stan Penghijauan dan ternak di Festival Glang Glang disana akan banyak bibit buah dan bibit ternak yang bisa anda pilih untuk dibeli dan dibawa pulang, namun ada yang unik di Festival Glang Glang  ini, anda bisa langsung menginvestasikan bibit pohon dan ternak tersebut ke warga sekitar dimana Festival Glang Glang diadakan, dan mereka dengan suka rela akan memnerima investasi anda, menyediakan tanahnya untuk menanam bibit anda dan anda bisa mengunjunginya kapan saja anda mau atau mengunjunginya di Festival Glang Glang  tahun yang akan datang.
Guide Histori Kerajaan Glang Glang
Dalam Festival Glang Glang tujuannya adalah mengenalkan bahwa di dusun inilah dahulu berdiri sebuah kerajaan besar yang sangat bersahaja dan disegani kerajaan lain dengan Sri Jayakatwang sebagi pemimpinnya. Jika pengunjung ingin secara mendetail mengetahui jejak jejak kerajaan tersebut, dan histori yang ada di dusun ngrawan ini, maka ada stand Guide yang siap mengantarkan pengunjung untuk menelusuri jejak jejak tersebut di desa ngrawan, bisa dengan jalan kaki ataupun dengan sepeda yang sudah disediakan.

Histori Kerajaan Glang Glang Ngrawan melalui berbagai Prasasti...

Prasasti Kudadu (1216 C/ 1294 M) pada lempeng IVb

“....samangkana, hana ta tunggul ning satru layulayu katon wetani haniru, bang lawan putih warnanya....”
(“.....ketika itu, muncul bendera dari musuh berlari lari terlihat di sebelah timur, merah dan putih warnanya.... )
Prasasti Kudadu (1216 Saka) Lempeng III:

“…..tinekān de çri jayakatyěng sakeng glangglang,…..”
(“.…..kedatangan (diserang) Sri Jayakatyeng dari Glang-Glang……”)

Panji Merah dan Putih pertama dikibarkan oleh Pasukan Sri Jayakatwang Raja Glang Glang i bhumi Wurawan (BUKAN Kediri) saat menyerang kerajaan Tumapel...jadi Panji Merah dan Putih berasal dari Ngurawan (Madiun).






 

Sabtu, 22 Februari 2014

Jejak Sejarah Airlangga di Jiwan dan Maospati

Dharmawangsa Teguh dan Airlangga diperkirakan pernah bermukim atau melintas di wilayah Madiun dan Maospati. Hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut, mengingat banyaknya prasasti2 yang diketemukan di daerah Jiwan dan Maospati dari era tersebut. Namun disayangkan banyak prasasti tsb sudah tidak dapat terbaca lagi dan berada di areal yang rawan terjadi perusakan. Semoga dengan langkah awal kita mengunjungi, mendata dan mendokumentasikannya akan menjadi titik awal upaya penyelamatan prasasti2 tersebut guna penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

Dokumentasi Kompas Madya, 12 Januari 2014
 
Lokasi 1  


Prasasti Bibrik, Jiwan Madiun 


Prasasti  di depan rumah warga Ds. Bibrik, Jiwan Madiun, Inskripsi sudah tidak terliha, belum ada kejelasan tentang prasasti ini, ada beberapa warga  yg mengatakan bahwa ini hanya pembatas wilayah pada jaman dahulu. semoga ada pencerahan dari pihak pihak yang mengetahuinya



Lokasi 2



Prasasti dan Arca Dewi Sri ditemukan di Desa Klagen Serut
Arca Dewi Sri Di letakkan dihalaman Kantor desa Klagen serut, Jiwan Madiun, Patung Pancuran Dewi Sri, Desa Klagen serut, Jiwan Madiun, sedangkan Prasasti berdiri di halaman Makam Dsn Ngreco, Klagen serut, Jiwan Madiun. Kondisi Prasasti masih bagus, namun inskripsi sudah rusak. Di Dusun Ngreco ini, menurut informasi dari warga banyak ditemukan arca-arca, namun banyak yang sudah hilang tidak diketahui ,  konon prasasti Klagen serut mempunyai kesamaan dengan prasasti Bibrik



 
Lokasi 3


Sendang Umbul, Dan Prasasti Kutu di Desa Sumberejo , Maospati

Airnya bersih, tak pernah kering di musim kemarau. teduh, banyak anak bermain. Nilai sejarahnya memang belum begitu tua namun bagaimana alam menyediakan segalanya bagi manusia jika memang kita bersahabat dengannya, sumber ari dari pepohanan besar yg tidak dg seenaknya ditebang untuk komoditas lainnya tanpa peduli apa yg akan terjadi dihari nanti

Saat berdialog dengan warga :
 


Prasasti Kutu Disebut juga Prasasti Sumberejo Lokasinya di Desa Sumberejo, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan. Keadaan Umum Prasasti Kutu / Prasasti Sumberejo terletak di pinggir sawah. Walau dekat jalan desa, namun tidak ada yang peduli akan keberadaan prasasti ini. Kondisinya telah aus, sehingga tulisan pada prasasti tidak dapat dibaca. Belum ada diskripsi terkait obyek ini.




Lokasi 4



Prasasti Ngujung

Nama Lainnya Watu Gilang
Lokasi ada di Desa Ngujung, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan. Keadaan Umum Benda Cagar Budaya (BCB) di Desa Ngujung terdiri dari sebuah prasasti dan yoni. Prasasti Desa Ngujung terletak di halaman rumah warga dengan posisi terbalik, sedangkan Yoni Ngujung terletak di serambi Masjid Fatkhul Huda. Keberadaan yoni mengindikasikan bahwa BCB Desa Ngujung bercorak agama Hindu.


Sayangnya untuk CB yg ada didepan rumah warga ini yg kemarin belum bisa kita temui...apakah masih ada atau tidak, mungkin ada rekan rekan yang mengetahui mohon menambahi untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan


Lokasi Ke 4







Sendang Kamal Keraton Maospati


Prasasti Sendang kamal berlokasi di dukuh Sumber, Desa Kraton, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan. Dari jalan Raya Solo Madiun sekitar 1 km dan ada papan bertuliskan “Prasasti Sendang Kamal +- 1 km” di kiri jalan.
Sebelum masuk ke lokasi situs ini, Anda akan melihat patung monyet dan gapura yang memperlihatkan tulisan Jawa dan 2 orang duduk bersila. Lalu saat masuk ke dalam lokasi yang berukuran 35×15 meter ini, Anda akan melihat 3 batu prasasti, sebuah bangunan Belanda tak beratap yang dibangun tahun 1927, dan sebuah kolam di belakang bangunan tersebut.







Tentang Keraton dan sendang kamal sendiri akan kita kupas di judul tersendiri, krn banyak cerita dalam berbagai versi


Lokasi Ke 5

Bekas Kantor Wedono Maospati yang rencananya akan dibuat Musium untuk Kabupaten Magetan, semoga segera terwujud untuk membangkitkan semangat juang dan kebanggaan pada generasi muda





Lokasi Ke 6

Klenteng Tri Dharma AN HIEN BIO Maospati, banyak sejarah di klenteng ini namun belum bisa kami dapatkan, namun ada informasi klenteng ini mempunya wayang poteh yg berumur ratusan tahun semoga dipostingan berikutnya bisa kami berikan untuk Pecinta Sejarah dan Budaya



 Lokasi Ke 7

Jembatan Kali Gondang, jembatan ini masuk wilayah  desa Banjarejo, namun terkenal dengan sebutan jembatan Gondang, yaitu nama desa diwilayah kec. karangrejo. Jembatan ini sejarahnya adalah tempat pembantaian keganasan masa PKI, disinilah para korban dibantai dan langsung dibuang ke sungai...sangat ironis dan menyesakkan dada, suasananya memang agak lain saat kami ada disana dan turun kebawahnya, bahkan team survey juga mengatakan ada beberapa hal yangtidak mengenakan saat turun kesungai di bawah jembatan



Lokasi Ke 8

Baluwerti Kadipaten Purwodadi. Gapura Kadipaten Purwodadi, Kebon Jero ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan. Terdapat  Sisa-sisa bangunan dan tinggalan Kadipaten Purwodadi hingga kini masih dapat dijumpai di Desa Purwodadi, Kecamatan Barat. Tinggalan-tinggalan tersebut berupa arca nandi, batu candi, nama lokasi, struktur gapura dan pagar, serta yoni. Sejarah detailnya sudah ada dipostingan kami. Yang membuat kami bangga adalah kedatangan kami disambut ramah dan antusias oleh warga Poerwodadi, sampai ada isu jika kami adalah team Mr Thukul jalan jalan...hahaaaa. Hikmahnya para masyarakat dan generasi muda memahami dan mengetahui jika nenek moyangnya, tanah kelahirannya adalah sesuatu yg hebat dan pantas dibanggakan.

Dokumentasi bersama masyarakat 




Antusias warga sekitar benteng


Sesion wawancara dengan sesepuh desa, di teras gedung Sekolah Dasar yang usianya juga sudah ratusan tahun, namun masih kokoh berdiri